Minggu, 23 Oktober 2016
ANEKDOT | Contoh Anekdot Terbaru
Dosen Liberal
🗣Dosen yang terkenal liberal itu mulai berceramah. Nam un, ia tidak langsung masuk ke mata kuliahny a. Ia justru berbicara tentang fenomena umat Islam yang menurutnya pemarah. Ada yang memprotes adzan, marah. Ada yang membakar Al Quran, marah.
Padahal, menurutnya, yang dibakar itu hanya kertas. Sedangkan Al Quran yang sebenarnya ada di lauhul mahfudz. Tak bisa dibakar, tak bisa dilecehkan.
“Saya benar-benar heran dengan umat Islam. Terlalu lebay, menurut saya. Hanya karena ada yang menginjak mushaf Al Quran, mereka marah lalu ribuan orang menggelar demonstrasi di mana-mana. Padahal yang dibakar itu cuma kertas. Hanya media tempat menulis Al Quran. Al Quran aslinya ada di lauhul mahfuzh,”
kata dosen itu.
“Saya pikir para mahasiswa harus dicerdaskan soal ini.”
Ruang kuliah itu hening beberapa saat. Sebagian mahasiswa agaknya setuju dengan pemikiran sang dosen. Hingga kemudian, seorang mahasiswa yang dikenal cerdas mengacungkan tangan.
“Memang Al Quran itu, hakikatnya ada di lauhul mahfuzh,” katanya sambil berjalan mendekati dosen.
“Maaf, Pak. Boleh saya melihat makalah Bapak?”_
Wajah mahasiswa lainnya menegang. Mereka khawatir akan ada insiden yang tidak terduga antara mahasiswa yang dikenal sebagai aktifis dakwah itu dengan dosennya yang liberal.
“Makalah ini bagus Pak,”
Wajah-wajah yang tadinya sempat tegang kini normal kembali. Namun itu hanya sesaat, karena setelah itu, mahasiwa tersebut melempar makalah ke lantai kemudian menginjaknya.
“Sayang sekali analisanya kurang komprehensif”
Tak cukup menginjak. Ia ludahi makalah itu kemudian ia injak-injak lagi. Praktis makalah tersebut menjadi kotor dan rusak.
Di dekatnya, sang dosen melotot. Mukanya merah padam. Kedua telapak tangannya menggenggam erat.
“Kurang ajar! Kamu menghina karya ilmiah saya. Kamu menghina pemikiran saya,” kata sang dosen sembari melayangkan tangannya ke arah mahasiswa. Namun, dengan cekatan mahasiswa itu menangkisnya.
“Marah ya Pak? Saya hanya menginjak kertas. Saya hanya meludahi kertas. Saya hanya melecehkan kertas. Saya tidak melecehkan pemikiran Bapak karena pemikiran Bapak ada di kepala Bapak. Saya kan tidak menginjak kepala Bapak. Saya pikir Bapak harus dicerdaskan soal ini.”
Mendengar itu, sang dosen tak bisa berkata apa-apa lagi. Ia seperti mendapatkan serangan balik yang mematikan. Segera, buku-bukunya dikemasi dan ia meninggalkan ruang kuliah itu dengan muka merah padam.
Sumber
Grup whatsapp
EKSPOSISI | Pengertian dan contoh terbaru Eksposisi
EKSPOSISI
Teks eksposisi adalah teks yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau menerangkan sesuatu. Teks eksposisi bertujuan untuk memberitahukan, memaprakan, menguraikan, dan menerangkan sesuatu kepada pembaca.
A. Struktur Teks Eksposisi
Teks eksposisi dibangun dengan menggunakan struktur berikut.
1. Pernyataan Pendapat
Pada bagian ini, berisikan pendapat atau prediksi sang penulis yang tentunya berdasarkan sebuah fakta.
Contoh:
Di era sekarang, ponsel merupakan alat komunikasi terpenting bagi manusia. Kini, kehadiran ponsel bukan hanya sekadar untuk berkomunikasi SMS, telepon, atau MMS. Lebih jauh, kini ponsel telah merambah pada dunia jaringan atau yang biasa kita kenal sebagai “dunia maya”….
|
2. Argumentasi
Alasan penulis yang berisikan fakta-fakta yang dapat mendukung pendapat atau prediksi sang penulis.
Contoh:
Baru-baru ini, semakin banyak pasien berumur 30-40 tahun berobat ke dokter mata, karena sebelum tidur dan setelah lampu dimatikan masih juga menggunakan ponsel. Professor Li Li, DIrektur RS of Ophthalmology mengatakan:
“sinar menyilaukan yang kuat dari ponsel bisa langsung menyinari mata lebih dari 30 menit akan menyebabkan penyakit mata degenerasi macula, ini akan menyebabkan kerusakan yang cepat dari pandangan mata.
Khususnya penyakit makula yang tidak dapat disembuhkan. Setelah lampu mati layar ponsel terlihat sangat terang dalam kegelapan. Melihat dari jarak dekat, energi tinggi menyinari mata langsung, akan merusak makula mata.
|
3. Penegasan Ulang Pendapat.
Paragraph diakhiri dengan penegasan ulang pendapat, bukan ajakan atau permintaan dukungan.
Contoh:
Profesor Li Li mengatakan bahwa gejala degenerasi makula kebanyakan adalah orang tua. Namun, baru-baru ini ada kecenderungn penderita adalah pasien yang lebih muda. Diantaranya peningkatan pasien pada usia 20-40 tahun bertambah 3 kali lipat, sebagian besar adalah penguna berat ponsel pintar/ IPAD.
Gejala awal penyakit harus diobati dengan laser atau suntikan steroid, baru memiliki kesempatan untuk sembuh. Berhati-hatilah dengan mata Anda karena mata adalah jendela dunia.
|
B. Karakteristik Teks Eksposisi
1. Penggunaan Pronomina
Pronomina biasanya digunakan dalam menyatakan pendapat. Pronomina yang sering digunakan seperti, kita, kami, dan saya. Terlebih kata pronominal saya banyak digunakan ketika menyatakan pendapat pribadi.
Contoh:
Di era sekarang, ponsel merupakan alat komunikasi terpenting bagi manusia. Kini, kehadiran ponsel bukan hanya sekadar untuk berkomunikasi SMS, telepon, atau MMS. Lebih jauh, kini ponsel telah merambah pada dunia jaringan atau yang biasa kita kenal sebagai “dunia maya”….
…Gejala awal penyakit harus diobati dengan laser atau suntikan steroid, baru memiliki kesempatan untuk sembuh. Berhati-hatilah dengan mata, jangan gunakan ponsel Anda ditempat yang gelap, karena mata adalah jendela dunia.
|
2. Menggunakan Konjungsi
Konjungsi yang banyak digunakan adalah “pada kenyataannya”, “kemudian”, dan “lebih lanjut”.
Contoh:
Di era sekarang, ponsel merupakan alat komunikasi terpenting bagi manusia. Kini, kehadiran ponsel bukan hanya sekadar untuk berkomunikasi SMS, telepon, atau MMS. Lebih jauh, kini ponsel telah merambah pada dunia jaringan atau yang biasa kita kenal sebagai “dunia maya”….
|
Baru-baru ini, semakin banyak pasien berumur 30-40 tahun berobat ke dokter mata, karena sebelum tidur dan setelah lampu dimatikan masih juga menggunakan ponsel. Professor Li Li, Direktur RS of Ophthalmology mengatakan:
“sinar menyilaukan yang kuat dari ponsel bisa langsung menyinari mata lebih dari 30 menit akan menyebabkan penyakit mata degenerasi makula, ini akan menyebabkan kerusakan yang cepat dari pandangan mata.
Khususnya penyakit makula yang tidak dapat disembuhkan. Setelah lampu mati layar ponsel terlihat sangat terang dalam kegelapan. Melihat dari jarak dekat, energi tinggi menyinari mata langsung, akan merusak makula mata.
|
Profesor Li Li mengatakan bahwa gejala degenerasi makula kebanyakan adalah orang tua. Namun, baru-baru ini ada kecenderungn penderita adalah pasien yang lebih muda. Diantaranya peningkatan pasien pada usia 20-40 tahun bertambah 3 kali lipat, sebagian besar adalah penguna berat ponsel pintar/ IPAD.
|
3. Argumentasi satu sisi
Argumentasi satu sisi, yaitu sisi yang mendukung dan sisi yang menolak.
Contoh:
Gejala awal penyakit harus diobati dengan laser atau suntikan steroid, baru memiliki kesempatan untuk sembuh. Berhati-hatilah dengan mata, jangan gunakan ponsel Anda ditempat gelap, karena mata adalah jendela dunia.
|
Sabtu, 22 Oktober 2016
Contoh Anekdot | kong aji vs polisi
Anekdot kekinian
Edisi teks.
Disuatu siang, ada pengendara sepeda motor yang menerobos lalu lintas.
Polisi : kong, ente udah tau lampu merah masih jalan aje. SIM lu dapet nyogok ye??
Kong aji : jangankan gue, cucu gue noh yang umur 15th, SIM juga dapet nyogok. Emang ada yang salah ame lampu merah?
Polisi : sepertinya ente amnesia ape rabun sih kong? Ane ingetin lagi ye, kalo lagi lampu merah semua kendaraan wajib berenti. Ente, ane tilang!
Konh aji : Gue kasih tau ye.. yang paling tau tafsir lampu merah ya cuma yang bikin lampu merah. Bukan lu! Atas dasar ape lu nilang gue?
Polisi : iya ya.
Kong aji : memghambat gue aje lu. Dah, gue mau jalan dulu. Assalamualaikum..
Kong aji pun pergi dan selalu menerobos lampu merah.
Edisi teks.
Disuatu siang, ada pengendara sepeda motor yang menerobos lalu lintas.
Polisi : kong, ente udah tau lampu merah masih jalan aje. SIM lu dapet nyogok ye??
Kong aji : jangankan gue, cucu gue noh yang umur 15th, SIM juga dapet nyogok. Emang ada yang salah ame lampu merah?
Polisi : sepertinya ente amnesia ape rabun sih kong? Ane ingetin lagi ye, kalo lagi lampu merah semua kendaraan wajib berenti. Ente, ane tilang!
Konh aji : Gue kasih tau ye.. yang paling tau tafsir lampu merah ya cuma yang bikin lampu merah. Bukan lu! Atas dasar ape lu nilang gue?
Polisi : iya ya.
Kong aji : memghambat gue aje lu. Dah, gue mau jalan dulu. Assalamualaikum..
Kong aji pun pergi dan selalu menerobos lampu merah.
Jumat, 07 Oktober 2016
Makna Kata, Istilah dan Ungkapan dalam Teks Anekdot
Pada materi sebelumnya, kalian sudah mengetahui bagaimana menginterpretasi teks anekdot. Dalam interpretasi, kita harus menyimak teks dengan saksama. Kita harus mengerti makna dari setiap kalimat dan hubungan di antara kalimat yang membangunnya. Interpretasi yang utuh dihasilkan dari pemaknaan yang utuh terhadap teks. Selanjutnya, sebagai pendalaman dari interpretasi, kita akan belajar tentang makna kata, istilah, dan ungkapan. Ketiga hal tersebut penting untuk diketahui dalam pemaknaan teks anekdot.
A. Makna kata
Makna kata terdiri dari makna denotasi dan makna konotasi. Makna denotasi dapat kita temukan dalam kamus bahasa. Namun, makna konotasi tidak dapat ditemukan dalam kamus bahasa. Makna konotasi adalah makna yang berdasarkan pada latar belakang emosi tertentu.
Perhatikan perbedaannya!
1. Pak Kamil memelihara 5 kambing hitam.
2. Dia merasa sudah dijadikan kambing hitam dalam peristiwa kebakaran semalam.
Kata kambing hitam pada kalimat pertama bermakna denotasi yang artinya kambing yang berwarna hitam.
Kata kambing hitam dalam kalimat kedua bermakna konotasi yaitu dipersalahkan atau dijadikan tumpuan kesalahan.
B. Istilah
Istilah dalam bahasa Indonesia adalah kata yang merujuk pada konsep yang khas dari bidang tertentu.
Contoh istilah:
Benalu artinya tanaman yang menempel pada tanaman lain dan mengambil makanan dari tanaman yang dijadikan inangnya.
Suku cadang artinya komponen kendaraan yang dicadangkan untuk perbaikan kerusakan.
C. Ungkapan
Ungkapan adalah gabungan kata yang menghasilkan makna baru.
Contoh
1. Tangan besi artinya memerintah dengan keras
2. Bertangan dingin artinya selalu berhasil dalam melakukan sesuatu
3. Naik kuda hijau artinya dalam keadaan mabuk
Setelah mengetahui tentang makna kata, istilah, dan ungkapan. Perhatikanlah contoh anekdot berikut ini!
Di sebuah desa kecil. Banyak orang kehilangan ayam. Setiap malam mereka selalu berjaga untuk menangkap pencuri ayam. Tapi suatu hari, ada warga yang melihat tetangganya sedang mengurung ayam miliknya.
Pemilik ayam : Kau pencuri, ya?
Tetangga : Aku tidak mencuri ayammu. Ayammu yang datang kepadaku. Ayammu selalu buang kotoran di teras saya. Ayam siapa pun yang mengganggu kenyamananku, pasti akan saya kurung dan kujual.
Pemilik ayam: Padahal, saya sudah peringatkan kepada ayam-ayamku, jangan buang kotoran di teras tetangga kita. Bertelorlah di sana, pasti tetangga kita akan senang. Tapi ayam-ayamku tidak ada yang mau mendengar. Ternyata ayamku hilang ditangkap oleh serigala berbulu domba. Saya kira dicuri maling.
Bagaimana ulasannya?
Dalam teks di atas terdapat kelompok kata serigala berbulu domba. Kelompok kata itu memiliki makna kelihatannya orang baik-baik tetapi memiliki perangai yang buruk.
Makna kelompok kata sesuai dengan teks anekdot di atas adalah tetangga yang selama ini dikenalnya baik tetapi ternyata jahat. Tetangga itu menyembunyikan dan menjual setiap ayam yang masuk ke halamannya.
Poin penting
- Kita harus memaknai setiap kata, istilah, dan ungkapan secara utuh dalam konteks kalimat sehingga jelas pengertian dan maksudnya.
- Istilah dapat bermakna denotasi atau konotasi sesuai dengan konteks kalimatnya.
sumber:
PENGERTIAN ANEKDOT | Anekdot adalah
Anekdot
1. Anekdot
A. Pengertian Anekdot
Anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Anekdot biasanya berkisar pada orang-orang penting dan berdasarkan kejadian nyata (KUBI). Anekdot dapat berupa cerita rekaan yang tidak harus didasarkan pada kenyataan yang terjadi di masyarakat. Partisipan atau pelaku di dalam cerita anekdot pun tidak harus orang penting. Peristiwa-peristiwa dalam teks anekdot dapat berupa peristiwa lucu atau humor, jengkel, dan konyol.
Teks anekdot ditulis dengan tujuan untuk memberikan kritik dan memberikan sebuah pelajaran bagi masyarakat, khususnya pelayan publik di bidang hukum, sosial, politik, dan lingkungan. Teks anekdot biasanya membahas permasalahan yang berkaitan dengan layanan publik.
Tidak semua cerita yang memiliki unsur lucu, jengkel, atau konyol tergolong ke dalam teks anekdot. Yang membedakan teks anekdot dengan teks yang lain yaitu teks anekdot memiliki pesan moral, memiliki unsur lucu atau konyol, dan memiliki struktur: abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda.
B. Struktur Teks Anekdot
· Abstraksi berupa cerita pembuka yang akan menggambarkan awal cerita.
· Orientasi yaitu peninjauan yang menggambarkan situasi awal cerita. Orientasi akan membangun konteks pembaca terhadap suatu cerita.
· Krisis yaitu bagian cerita yang menggambarkan keadaan yang genting atau terjadinya konflik yang dialami oleh tokoh.
· Reaksi yaitu tanggapan tokoh terhadap konflik yang muncul.
· Koda yaitu penutup cerita atau keadaan akhir cerita.
Perhatikan Contoh Soal Berikut!
Analisislah struktur teks di bawah ini!
1. Hari ini pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Suasana kelas tidak kondusif. Padahal, Bapak guru dengan semangat menjelaskan materi yang sudah dituangkan dalam power point.
2. “Sekarang kita masuk bab baru yaitu UUD 45”, kata pak guru. “Ali, perhatikan dengan sungguh-sungguh, jangan ngobrol dengan teman!”. “Ya, Pak,” jawab Ali dengan muka masam.
3. “Undang-undang Dasar 1945 atau yang sering kita singkat menjadi UUD 45 sudah beberapa kali mengalami perubahan disesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia. Semua peraturan yang ada di Indonesia diatur dalam UUD 1945.” Pak guru menjelaskan beberapa perubahan yang terjadi dalam UUD 45.
4. Tiba-tiba Ali berkomentar, “Pak, setahu saya UUD belum pernah mengalami perubahan dari dulu sampai sekarang, tapi kalau semua peraturan itu diatur dalam UUD, saya setuju, Pak!” Pak guru terhenyak, “Apa Ali?”. “Semua peraturan itu kan ujung-ujungnya duit atau UUD, Pak!”
5. Sontak, semua siswa tertawa dan Pak guru pun ikut tertawa. Suasana kelas tidak kondusif
Analisis struktur teks anekdot di atas adalah.
1) Abstraksi : Hari ini pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
2) Orientasi : Suasana kelas tidak kondusif
3) Krisis : Semua peraturan itu diatur dalam UUD, Ujung-Ujungnya Duit.
4) Reaksi : Sontak, semua siswa tertawa dan Pak guru pun ikut tertawa
5) Koda : Suasana kelas tidak kondusif
C. Ciri-ciri Bahasa Teks Anekdot
Teks anekdot dimanfaatkan masyarakat sebagai media untuk menyindir layanan publik di bidang politik, sosial, dan lingkungan. Sindiran atau kritikan yang dikemas dengan cerita yang lucu dan menggelitik membuat orang mudah menerima kritikan sambil tertawa. Untuk memperoleh sindiran yang halus, bahasa teks anekdot menggunakan kata kias atau konotasi, pengandaian, perbandingan, antonim, pertanyaan retoris, ungkapan, dan konjungsi.
Bahasa yang digunakan dalam teks anekdot sebagai berikut.
Bahasa yang digunakan dalam teks anekdot sebagai berikut.
1. Kata kias atau konotasi adalah kata yang tidak memiliki makna sebenarnya. Kata kias bisa berupa ungkapan dan peribahasa. Ungkapan adalah kelompok kata yang khusus digunakan untuk menyatakan sesuatu, sedangkan peribahasa dalah kalimat yang memiliki makna kias.
Contoh : daun muda yang bermakna gadis (ungkapan).
Contoh : daun muda yang bermakna gadis (ungkapan).
2. Kalimat sindiran yang diungkapkan dengan pengandaian, perbandingan, dan lawan kata atau antonim.
Contoh :
· Badannya semakin lama semakin kurus seperti es lilin (perbandingan)
· Orang pintar dikatakan bodoh dan orang bodoh dikatakan pintar (antonim)
3. Pertanyaan retoris adalah pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban.
Contoh : Apakah kamu mau meninggal hari ini?.
4. Kalimat yang menyatakan ajaran moral/ pesan kebaikan.
5. Konjungsi adalah kata hubung. Kata hubung yang sering digunakan dalam teks anekdot adalah kata hubung waktu (konjungsi temporal) yaitu, setelah, lalu, kemudian, dan sebab akibat yaitu, maka, karena, oleh karena itu.
Perhatikan Contoh Soal Berikut!
Jelaskan ciri bahasa yang digunakan dalam teks anekdot berikut ini!
Sebagai tradisi jika ada orang yang meninggal dalam satu kampong seberang, maka warga harus datang melayat. Sore itu, Dasron meninggal. Semua warga terlihat dalam prosesi pemakaman Dasron, hanya Imron yang tak terlihat. Dia sibuk bekerja di sawah.
Suatu hari Amrun bertemu dengan Imron. Amrun menanyakan perihal ketidakhadirannya. “Kenapa kemarin kau tidak datang melayat?” seru Amrun. “Kalau saya datang pada acara prosesi pemakaan Dasron, Dasron juga tidak akan datang ke prosesi pemakaman kita ketika kita meninggal. Jadi, saya tidak usah datang!” Jawab Imron. “Apa kau tidak percaya, Amrun? Buktikan saja sendiri!”
Suatu hari Amrun bertemu dengan Imron. Amrun menanyakan perihal ketidakhadirannya. “Kenapa kemarin kau tidak datang melayat?” seru Amrun. “Kalau saya datang pada acara prosesi pemakaan Dasron, Dasron juga tidak akan datang ke prosesi pemakaman kita ketika kita meninggal. Jadi, saya tidak usah datang!” Jawab Imron. “Apa kau tidak percaya, Amrun? Buktikan saja sendiri!”
Teks anekdot di atas menggunakan pertanyaan retoris dan konjungsi sebab akibat.
· Pertanyaan retoris terdapat pada kalimat Apa kau tidak percaya, Imron? Buktikan saja sendiri!. Tak ada orang yang ingin membuktikan suatu hal yang ghaib dengan cara meninggal dulu.
· Konjungsi yang digunakan adalah konjungsi sebab-akibat: maka, jadi.
Jelaskan ciri bahasa yang digunakan dalam teks anekdot berikut ini!
Padi di sawah terlihat menguning seperti hamparan permadani. Hasil padi tahun ini melimpah sehingga bisa untuk memenuhi kebutuhan para petani. Setelah panen raya, para petani bersyukur kepada Tuhan dengan menggelar acara Bersih Desa. Pak Dukuh memberikan sambutan dalam acara tersebut. “Wargaku, hari ini kita berkumpul untuk mengucapkan syukur kepada Tuhan. Semoga hasil panen kita setiap tahun terus meningkat. Tidak terserang hama wereng dan tikus-tikus tidak menjarah padi kita. Sawah kita juga tidak diambil oleh tikus berdasi dijadikan perumahan rakyat.”
Bahasa yang digunakan dalam teks anekdot di atas yang paling menonjol adalah penggunaan ungkapan “tikus berdasi” yaitu sebutan orang pemerintah yang tidak bertanggung jawab. Bahasa teks anekdot menggunakan kata kias atau konotasi, pengandaian, perbandingan, antonim, pertanyaan retoris, ungkapan, dan konjungsi.
Senin, 03 Oktober 2016
Mengkritisi Teks Anekdot dari Aspek Makna Tersirat
Peristiwa/ sosok yang berkaitan dengan kepentingan publik
Teks Anekdot
A. Mengkritisi Teks Anekdot dari Aspek Makna Tersirat
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:
1. mendata pokok-pokok isi teks anekdot;
2. mengidentifikasi penyebab kelucuan teks anekdot.
|
Dalam kehdupan sehari-hari kita seringkali mendengar atau membaca cerita lucu. Cerita lucu tersebut bisa jadi hanya merupakaan cerita rekaan, tetapi banyak juga yang berdasarkan atas kejadian nyata. Ada cerita lucu yang dibuat benar-benar untuk tujuan menghibur, tetapi ada juga yang digunakan untuk tujuan lainnya.
Salah satu cerita lucu yang banyak beredar di msyarakat adalah anekdot. Anekdot digunakan untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara kasar dan menyakiti. Anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Anekdot engangkat cerita tentang orang penting (tokoh masyarakat) atau terkenal berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Kejadian nyata ini kemudian dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan unsur rekaan. Seringkali, partisipan (pelaku cerita), tempat kejadian, dan waktu peristiwa dalam anekdot tersebut merupakan hasil rekaan. Meskipun demikian, ada juga anekdot yang tidak berdasar dari kejadian nyata.
Kegiatan I
|
Mendata Pokok-pokok Isi Anekdot
Sekarang tutuplah bukumu dan mintalah dua orang temanmu secara berpasangan untuk membaca dialog teks ankedot, agar kamu dapat mendengarkan anekdot tersebut.
Agar dapat mendengarkan dengan baik, lakukanlah hal-hal berikut.
1. Berkonsentrasilah pada yang akan didengarkan agar dapat mencatat pokok-pokok yang menjadi permasalahan;
2. Selama mendengarkan anekdot, jangan melakuakan aktivitas lain seperti berbicara dengan temanmu atau menulis catatan;
3. Sekarang, tutuplah bukumu dan dengarkanlah contoh-contoh berikut ini yang dibacakan oleh temanmu.
Contoh 1
Dosen yang juga menjadi Pejabat
Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang.
Tono : “Saya heran dengan dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri.”
Udin : “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”
Tono : “Ya, Udin tahu sebabnya?”
Udin : “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri.”
Tono : “Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat.”
Udin : “Loh, apa hubungannya?”
Tono : “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.”
Udin : “???”
Contoh 2
Cara Keledai Membaca Buku
Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati. Namun Timur Lenk memberi syarat, agar Nasrudi mengajari terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk memberi waktu dua minggu sejak sekarang kepada Nasrudin.
Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledai itu ia memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu ia akan menerima hadiah, namun jika tidak maka hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.
Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia ajarkan kepada keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut, dan membuka sampulnya.
Si keledai menatap buku itu. Kemudian, sangat ajaib! Tak lama kemudian Si Keledai mulai membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus, lembar demi lembar hingga halaman terakhir. Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi bukunya.
“Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya”, kata Nasrudin. Timur Lenk merasa ada yang tidak beres dan ia mulai menginterogasi. Ia kagum dan memberi hadiah kepada Nasrudin. Namun, ia minta jawaban “Bagaimana cara mengajari keledai membaca?”
Nasrudin berkisah, “Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku. Aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu, kalau tidak ditemukan biji gandumnya ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah yang ia lakukan terus sampai ia terlatih membalik - balik halaman buku itu”.
“Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?” tukas Timur Lenk. Nasrudin menjawab, Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya”. Jadi kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan?” kata Nashrudin dengan mimik serius.
Sumber: http://blogger-apik1.blogspot.co.id (dengan penyesuaian)
Dari dua contoh anekdot di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
(1) Siapa yang diceritakan dalam anekdot?
(2) Masalah apa yang diceritakan dalam anekdot?
(3) Temukan unsur humor dalam anekdot tersebut!
(4) Menurut pendapatmu, selain menceritakan hal yang lucu, adakah pesan tersirat yang hendak disampaikan pencerita dalam sanekdot tersebut?
(5) Sekarang bandingkan hasil kerjamu dengan analisis berikut ini.
Judul
|
Dosen yang juga menjadi Pejabat
|
Masalah yang dibahas
|
Dosen yang merangkap jadi pejabat
|
Unsur humor
|
Kalimat penutup anekdot sebagai jawaban mengapa sang dosen tidak pernah mau berdiri dari tempat duduknya ternyata karena kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.
|
Kritik yang disampaikan
|
Kritik yang disampaikan adalah kritikan pada para pejabat yang takut kehilangan jabatannya atau tidak mau diganti oleh pejabat baru
|
Langganan:
Komentar (Atom)
Bokep - Hasil Pencarian Vide0 Bokep Disini
Berikut ini Jumlah kata kunci bokep berdasarkan hasil pencarian, dari vide0 bokep di google bokep tebaru di blokir bokep 24.900.000 R...
-
Berikut ini Jumlah kata kunci bokep berdasarkan hasil pencarian, dari vide0 bokep di google bokep tebaru di blokir bokep 24.900.000 R...
-
Teks negosiasi disajikan dengan pola penyajian yang berbeda, ada yang berbentuk dialog dan bentuk cerita pendek. Penyajia...


